Cerita Horor Pertama: Tante Judes Baju Merah, Tante Judes Baju Merah, Sang Penghuni Lain Kontrakanku

Halo Guys, jadi kali ini ada sobat Bang'Os yang request buat share cerita horor yang pernah dialami. Jadi di blog ini sesekali akan ada cerita horor yang tayang menemani para sobat Bang'Os. 

So, siapin mental kalian dan imajinasi kamu saat membaca cerita pengalaman horor pertama ini.

Untuk postingan pertama ini kita mulai dengan judul di atas, pengirimnya sengaja disamarkan sebagai bagian dari ketentuan konten di Banggaos blog. Kita mulai...

kuntilanak merah


Tante Judes Baju Merah, Sang Penghuni Lain Kontrakanku

Yadi dan Warti adalah penganten baru. mereka tinggal bersama dalam satu kontrakan di daerah tangerang kota. Sebenarnya Yadi masih merupakan penduduk asli situ, hanya saja karena alasan ingin mandiri dan sudah berumah tangga akhirnya ia memutuskan untuk memisahkan diri dengan orang tuanya.


Maklum, watak Yadi ini sedikit keras, namun ia sangat perhatian terhadap istrinya. Alasan lainnya mungkin ia ingin hidupnya tetap terjaga rukun soal hubungan antara menantu dan mertua.

Kehidupan mereka sebenarnya tidak pernah mengalami hal yang aneh-aneh. Tapi...

Kejadian itu dimulai saat ia bersama istrinya memutuskan untuk pindah kontrakan ke tempat lain. 


Yadi bersama istrinya sepakat untuk pindah kontrakan, alasannya... karena istrinya sudah tidak lagi bekerja sebagai karyawan. Kontrak kerjanya diputus oleh pihak perusahaan.


Yadi tidak mempermasalahkan soal karir istrinya, semua tergantung dari istrinya saja. Menurutnya kalau masih ingin bekerja ya silahkan saja, kalau pun tidak juga tidak apa-apa, yang penting jangan lupakan orang tua dikampung yang masih butuh perhatian.


Setelah kontrak itu Warti sang istri merasa kesepian kalau ditinggal kerja oleh Yadi. Apalagi saat itu ia mendapat informasi dari pemilik kontrakan bahwa biaya sewa kontrakan akan dinaikan. 


"Hufth...! semakin bertambah mahal saja, listrik gak pernah beres, air gak beres , tapi malah maunya naik harga" umpat Warti dengan suara pelan bercampur kesal.


Setelah informasi itu, akhirnya Yadi mencoba mencari kontrakan pengganti yang baru agar bisa tinggal bersama Warti. Dan akhirnya dapat...


Lokasinya sangat sejuk, dekat pula dengan lokasi tempat dimana Yadi bekerja. Soal tarif sewa tidak beda jauh. Walau sedikit Mahal mereka tidak keberatan yang penting fasilitasnya sesuai.


Isyarat Aneh Saat Pindah Kontrakan

Datang dengan dibantu kawan sejawat, proses pindahan berjalan dengan lancar. Beberapa hari sebelumnya  Yadi dan Warti menyempatkan untuk membersihkan terlebih dahulu kontrakan itu. 


Wajar saja, karena kontrakan itu sudah berminggu-minggu kosong tidak berpenghuni. 

Ohyh, posisi kontrakan itu menderet panjang menghadap timur, dan kontrakan kosong itu berada di bagian nomor dua dari kiri atau nomor 3 dari kanan.


Jadi ada sekitar 4 pintu kontakan jumlah keseluruhannya. Nama pemiliknya Pak Kasman, beliau merupakan sesepuh di kampung tersebut.


"Beberes kelar dan Makanan udah siap, Kuy kita istrhat dulu bro!" ujar yadi mengajak kawan-kawan yang saat itu ikut membantunya.


Tidak ada yang aneh saat datang, malam pertama di tempat baru masih biasa saja.

Ohyah, Yadi bercerita, jika kondisi kontrakan saat itu memang kosong, berdebu, dan dapur terasa lembab. Di beberapa sudut dapur juga ada banyak kerak-kerak noda. Mungkin sisa-sisa penghuni sebelumnya.


Malam itu Yadi dan Istri memang sedikit lega sekaligus lelah. Sesekali Yadi menggeser-geser barang bawaanya agar diletakan di tempat yang lebih cocok. Sedangkan Warti masih duduk di depan lemari membereskan baju-baju yang masih diluar lemari agar masuk rapih kembali ke dalam lemari.


Setelah merasa lelah sekali, keduanya memutuskan untuk beristirahat saja. Selepas sembayang solat isya keduanya berbaring sambil mengobrol ringan.


"Oh yah Mas, Kamu inget gak, pas kemarin kita ngobrol sama yang punya kontrakan bilangnya apa?" Tanya Warti


"Yang mana? emang nitip pesen apaan gitu?" tanya balik Yadi


"gak nitip pesen apa-apa sih, cuman dia cerita soal penghuni sebelum kita, katanya ada anak laki-laki dan masih muda gitu, masa baru ngisi seminggu udah pindah lagi" ujar Warti


"ya wajar-wajar aja kali ay, mungkin dia punya urusan lain yang mengharuskan ia pindah" saut kembali Yadi


"kalo aku pikir ga gitu deh mas, soalnya yang punya kontrakan bilang... pindahnya tuh tiba-tiba dan gak pamitan" jelas warti 


"oh... mungkin gak sanggup bayar, hehehee" saut kembali Yadi sambil dibarengi candaan ke istrinya


"Ihh....kang mas klo diajak ngomong suka becanda aja, orang lagi serius...." kata Warti sambil meraut muka manja campur ketusnya.


"udah... kita istirahat aja yuk, gak usah mikir macem-macem. Besok aku juga harus kerja lagi" saut Yadi sembari membalik badan dan menarik selimutnya.


Malam pertama tinggal di kontrakan baru pun dilewati begitu saja, karena malam sudah larut dan lelahnya hari itu mereka tertidur lelap.

Sesekali warti melirik ke dinding-dinding kontrakan yang berhias retakan semen, ditambah banyaknya cicak yang menempel di dinding tersebut. Sedikit melintas pikiran tentang mitos jika rumah banyak ditinggali binantang cicak adalah rumah yang sedikit bermasalah, tapi itu tidak terlalu dihiraukan warti, dan ia pun ikut tertidur nyenyak.


Lanjut Part #2

               < ------- to be continue -------  >

No comments for "Cerita Horor Pertama: Tante Judes Baju Merah, Tante Judes Baju Merah, Sang Penghuni Lain Kontrakanku"